Kamis, 04 Juni 2009

TKW tuh apa seehh??????

Bekerja menjadi tenaga kerja wanita (TKW)atau tenaga kerja indonesia(TKI) menjadi opsi terakhir ketika pemerintah tak lagi bisa menjamin lapangan kerja. Keterbatasan ekonomi dan pendidikan yang pas-pasan membuat rakyat kecil tak lagi percaya bisa sukses di negeri sendiri. Negeri yang menjadi lahan subur korupsi. Pekerjaan sebagai pembantu atau buruh pun rela dilakoni asal bisa mendapatkan penghasilan yang layak.
TKW/TKI yang meninggal atau menderita di luar negeri adalah kisah pahit yang kesekian. Ada yang bunuh diri karena tak kuat menahan beban batin dan siksaan fisik dari majikan. Ada pula yang dibunuh oleh majikannya karena berbagai sebab. Yang selamat dan beruntung, tidak sedikit yang survive dalam keadaan cacat seumur hidup. Meski, yang sukses bekerja di luar negeri juga banyak. Namun, jika mau jujur, menjadi TKW adalah bukan cita-cita mereka. Kalau saja di negeri sendiri kesejahteraan wong cilik terjamin, mereka tak kan sudi jauh-jauh meninggalkan sanak kerabat menjadi pembantu. But life must goes on

.Saya juga pernah melihat seorang pejabat depnaker yang mengatakan bahwa persentase yang diperkosa, dibunuh, gajinya tidak dibayar, dll itu kecil. Masalahnya adalah TKW itu kan manusia bukan hanya sekedar angka atau persentase kecil. Masih ingat kasus para TKW yang dipulangkan Malaysia di Nunukan (?), pada saat yang bersamaan di Philipine, presidennya menyambut dan memeluk para TKW itu dengan penghargaan baik sebaik penambah devisa negara dan pemerintah membantu mencari solusi untuk TKW yang dipulangkan itu. Sementara di Indonesia mereka seperti orang yang menyusahkan pemerintah saja padahal mereka pergi jadi illegal migrant karena di indonesia tidak ada lapangan kerja padahal mereka butuh makan dan menyekolahkan anak2nya.

Agaknya, perhatian pemerintah tidaklah sepadan dengan pengorbanan para pahlawan devisa tersebut. Padahal, pemasukan negara dari devisa yang didapatkan lewat jerih payah para TKW/TKI sangat besar. Indonesia menjadi negara pengekspor TKW terbesar di dunia. Meski demikian, pemerintah tidak sigap dan terkadang lalai memperhatikan nasib mereka serta memberikan perlindungan hak mereka.
Pendidikan murah (bahkan dijanjikan gratis) hanya sebatas wacana. Terlalu banyak masyarakat kita yang hidup miskin dan tak memiliki pendidikan. Ini pun belum tersentuh secara keseluruhan. Wajar bila mereka yang berpendidikan rendah memilih mengais rezeki di negeri orang. Biaya sekolah tak ada, sedangkan orang miskin mempertahankan dapurnya tetap mengepul.

TKW itu kan orang nyari kerja ke luar Indonesia,saya tidak sependapat dengan kata" ini, TKW =tenaga kerja wanita,menurut saya setiap wanita yg bekerja baik di dalam/luar negeri.apapun profesinya seperti sekertaris,pramugari,sales,pegawai bank,model,artis,dll mereka semua adalah TKW karna mereka adlh wanita yg bekerja n mengeluarkan tenaga. banyak yg mengatakan pembantu adlh orang yg bekerja sebagai pembantu rumah tangga,BUKAN,pembantu bukan hanya PRT,tapi setiap orang yg bekerja dngan orang lain di bidang apapun dan mendapat/tdk gaji/upah dia adalah pembantu,menurut ku kata pembantu adlh seorang pekerja yg mendapat,mengerjakan, menyelesaikan tugas dari orang yg meminta/menyuruhnya.saya heran kenapa setiap orang memandang rendah org yg bekerja sbg PRTdi dalam/luar negeri.....mungkin hanya karna mereka bekerja d rumah tangga,bagaimana dngn mereka yg bekerja sbgi pramugari,pegawai bank,atau yg lainnya mareka semua sama mereka jg pembantu,mereka bekerja pada orang lain/perusahaan dan mendapat upah.coba kalau semua orang mau memahami satu sama lain....sebenarnya yg berkedudukdn tinggi/rendah adalah sama

Selamanya, jika belum ada kesadaran untuk tidak mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan, negeri ini akan terus terpuruk. Jikalau bisa makan ketika melihat orang lain kelaparan, tentu tidak salah bila musibah selalu mendera negeri ini.

TKW juga manusia. Kucuran keringat mereka bagi devisa negara yang tak sedikit seharusnya bisa membukakan nurani dan mata hati pemerintah untuk lebih memperhatikan nasib mereka. Jangan lagi terulang salah seorang di antara mereka pulang hanya membawa nama demi memperjuangkan sesuap nasi di negeri orang. Jangan lagi kepentingan golongan mengorbankan saudara-saudara kita yang bekerja di luar negeri. Negeri ini harus berbenah dan memperbaiki mentalitas bangsa yang tengah terpuruk. Selain doa dan usaha, moral bangsa yang tengah terpuruk hanya bisa diperangi dengan kesadaran.

Profesi sebagai pembantu rumah tangga atau TKW di negeri orang, sering dipandang sebelah mata. Sekalipun, kami para BMI adalah penyumbang devisa negara yang tidak bisa disepelekan jumlahnya. kami para BMI punya peran untuk keluarga maupun bangsa, walau penghargaan maupun perlindungan terhadap BMI sangatlah minim. Tak heran jika yang sering kita dengar adalah kisah-kisah pilu tentang tidak berdayanya para TKW di dluar negeri.

Atribut mereka memang Tenaga ker­ja Wanita (TKW) Indonesia yg selalu di pandang rendah. Tapi jangan pu­nya asumsi, gawe TKW selalu di dapur, memasak, ataupun mengurus rumah majikan saja. Bukan mus­tahil, dan TKW yg da di Luar Negeri bakal menyembul networker-net­worker jutawan.kebanyakan yg di publish n d pandang orang tentang TKW di Luar Negeri adlh hal yg negative baik itu di Internet/media....
sebenarnya banyak sekali hal negative yg tak di ketahui oleh banyak orang spt banyak sekali terbentuknya organisasi BMI di victoria park spt PDV,SBRJ,VIVA GOLPINDO,dll.bgmana dngn BMI yg ngampus,dan mengikuti program" kursus lainnya spt dancer,computer,tata rias,menjahit,atau yg sukses Berbisnis,disorot banyak mediakah mereka????tidak bagaimana dngn kisah para BMI yg banyak ter upload videonya di YOU TUBE??????toh kenyataan 1 hal negative masih bisa mengalahkan 99 hal positive.

sebuah kebanggan bagi BMI asal malang yg ada d hongkong,dengan succesnya mbak ENI E S mantan Buruh Migrant Indonesia asl malang yg yg sekarang sudah beralih profesi menjadi Sutradara Film Dokumenter yg dapat nominator Eagle Award di tahun 2008 dari Metro TV,film tsb berjudul PERTARUHAN yg menceritakan BMI yg ada d hongkong,dan karya" lainnya.

mbak Eni Kusuma Lulusan sebuah SMA di Banyuwangi, Jawa Timur,Enam tahun menjalani profesi sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong,Eni berhasil pulang dengan membawa sesuatu. Bukan harta yang berlimpah, tetapi sebuah hasil proses pembelajaran yang sangat menakjubkan. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai pembantu rumah tangga, ia berhasil mengasah bakat menulisnya dan bergaul dengan komunitas yang lebih luas melalui internet.mbak Eni berhasil meluncurkan sebuah buku motivasi berjudul Anda Luar Biasa!!! (Fivestar, 2007).

Banyak cerita sukses mengenai TKW Indonesia di Arab Saudi. Seperti adanya 600 Pramugari Saudi Airlines asal Indonesia atau TKW yang dapat menghidupi keluarganya di kampung berkat uang kiriman

Apalagi Mbak Asiya, mantan TKW Hongkong yang kini total menjadi networker Tianshi,mbak Asiya, yang berhasil menggondol luxury car, saat Tianshi menggelar konvensi di Gelora Bung Karno, September 2006 dia sudah membuktikan keberhasilannya di Tianshi.
dan kenyataan nya bukan mustahil paraTKW di Hongkong pun bakal sukses sebagai networker.so...YaNg bErKuAsA tIdAk sElAmAnYa Di pUnCaK pImPiNaN,yG LeMaH TdK aKaN SeLaMaNyA Di bAwAh itu semboyan para TKW LN yg ingin Succes dan tidak ingin hanya di pandang Sebelah mata.

Tidakkah para pejabat dan instansi atau orang orang tajir yang duduk di profesi bergengsi tidak malu dengan seorang TKW yang tidak semudah itu menerima sesuatu dari orang lain? Padahal kondisi ekonomi nya betul betul memprihatinkan dan pantas mendapat uluran bantuan itu.
Sementara masih banyak orang yang sudah mampu masih kemaruk untuk berlomba lomba korupsi, suap, mengharap gratifikasi dan sederet sogok sogokan sehingga mengurangi nilai moral dan kejujuran.

Allah berfirman: ”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum maka tidak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’ad: 11).
dan dngn tulisan ini aq berharap bagi para pembaca bisa menyadari,memahami,menghargai,satu sama lain,bahwa kita semua sama.



0 komentar: